Kali ini dari penulis lokal dengan gaya bahasa yang diusung bikin kesengsem pembaca. Temanya pun ga berat. 'Cuma' memoar penulis tentang masa kecilnya yang dihabiskan di pulau sepi Belitong. But... bukan sekedar cerita biasa. Karena dari sebuah sekolah kampung yang tidak pernah dilirik orang diantara hegemoni sekolah swasta dan negeri, terlahir Laskar Pelangi. Sekumpulan 11 bocah yang memiliki karakteristik 'mengagumkan'. Karakter yang diciptakan penulis, bang Andrea Hirata ini, oopps... sorry, bukan diciptakan, tapi digambarkan sangat kuat.
Ada si genius Lintang yang dapat membuat merah muka seorang guru 'calon doktor' dari sekolah terkenal di Belitong dengan argumen saintisnya. Ungkapan-ungkapan ilmiah yang seringkali keluar dari anak cemerlang itu bisa membuat pembaca terperangah, kagum, sekaligus trenyuh sedih dengan ending nasib si jenius yang tidak sesuai dengan keinginan.
Ada pula si seniman 'nyeleneh' Mahar yang sanggup membuat mata terbelalak akan kreativitas seninya menciptakan alam afrika di pulau berkilau penuh timah.
Sebagai pelengkap Laskar Pelangi, si Ikal Andrea ini juga mengisahkan gadis kaya yang merasa tidak lengkap berada di dunianya. Sehingga dengan kenekatan dan jiwa petualangnya, ikut serta dalam barisan Laskar Pelangi.
Menghanyutkan... Hanya dengan bimbingan 2 orang guru sekolah kampung, dapat membentuk karakter anak yang begitu kuat. Tidak hanya saat masa kecil mereka. Pun pada saat mereka berpisah dan mencari jalannya masing-masing.
Mengharu-biru ... Andrea memberi suatu pandangan baru dalam melihat sisi kemiskinan. Bukan, bukan dengan segala tetek bengek kekurangan yang membuat kasihan. tapi dari tekad baja si miskin untuk menjadi lebih baik dengan tidak menjadi cengeng.
Ohya.. napa gw ambil resensi buku ini? Dari 2-3 bulan lalu, gw sering lihat Buku ini masuk di jajaran rak buku baru Gramedia. Tapi, demi ngeliat covernya.. yang jujur aja, bagi gw rada norak gituh, sama sekali ga tertarik..
Judul.. Laskar Pelangi, ah.. paling ga jauh dari cerita dongeng anak-anak. That's what I thought before. Rasanya bukan buku sejenis ini yang biasa gw bawa dari Gramed n gw baca sambil menyesap cappuccino ato Orange Float di Soho.
But, demi komentar2 yang gw denger dari milis perbukuan tentang buku ini, mau ga mau, gw jadi penasaran. Palagi saat kunjungan2 Gramed berikutnya, sekuel kedua Andrea Hirata pun udah duduk manis di jajaran buku Laris.
Hhmm.... apa sih yang bikin buku ini 'bagus' ampe keluar sekuelnya segala? Sementara gw pun udah kehabisa stock buku buat dibaca. Anyway, gw biasanya cuma beli 4-5 buku sebulan. But, sayangnya buku2 yang gw beli belakangan ini bener2 menarik untuk ditinggalkan. So, sebelum bener2 tandas dibaca, gw ga lepas buku. Jadilah, baru 2 minggu, gw udah kehabisan bacaan.
Anyway, karena rasa penasaran gw memuncak, gw start order buku By On-Line. Eh, ternyata much beneficial klo order on-line. Gw pilih pembayaran dengan COD. Coz gw belum berani on-line dengan kartu kredit. Yah.. belum berani aja, padahal mah, sisa saldo kredit gw ga seberapa, hehehee.... Other benefit?? Diskon 15%, free delivery fee untuk min total order 100rb, and... ga pake cape jalan ke Gramed !!!
Ohya, udah pasti bakal lebih hemat. Karena belum ada sejarahnya, gw jalan ke Toko Buku langsung pulang. Mesti mampir dulu di Cafe untuk start baca buku. :-)
So?? Sekali tepuk, 2 lalat mati. Eh.. boong ding. Gw ga pernah berhasil mukul lalat kok. Palagi ampe mati. Suer deh!!
Ameeleo Talks
6:36 PM
PERSONAL
SUKA TRAVEL
SUKA SHARE
BETE NUNGGU
LOOKING FOR ......
STUFF
a.m.e.e.l.e.o
Rahmi Utari Hasyim
e-mail. ameeleo17@yahoo.com
YM ID. ameeleo17