After jogging di Senayan, langsung cabs ke Bunderan HI. Subhanallah, masih banyak manusia 'waras' yang merasa RUU ini wajib diundang-undangkan. At least, mudah2an dengan pemberlakuan RUU APP (oops... mudah2an segera menjadi UU), generasi muda (incl me :-D) masih bisa terselamatkan dari meluasnya tayangan-tayangan 'serem' yang melanda negeri (dengan mayoritas muslim) ini.
Still confuse of some people yang merasa adanya RUU APP serta pembahasannya ini bisa membelenggu kreativitas seni n kebebasan berekspresi yang diagung-agungkan. The question is... kreativitas seni n kebebasan ekspresi mana yang serta merta akan tergugat dengan RUU ini????? The one and the only answer tentunya seni & ekspresi yang mengumbar syahwat. Any others???
Um... Ada satu lagi... Kaum feminis yang merasa tersinggung karena menganggap RUU ini hanya terfokus pada wanita sebagai objek. Gw sebagai wanita justru merasa RUU ini lah yang bisa melindungi kaum wanita dari segala bentuk pelecehan, azas manfaat ato any harrasment yang bertolak dari unsur 'tubuh wanita'. I would feel secured since men (esp) would think twice to do any sexual abuse if the regulation would have released. Tapi.. ini juga tentu bertolak dari kondisi si perempuan ini. Jangan malah sengaja 'mengundang' orang lain untuk melakukan pelecehan ke doi. Seems too stupid to do that, huh.
Keindahan tubuh patut disyukuri?? That's absolutely right??? Tapi apa iya keindahan itu patut diumbar ke semua orang lalu mengundang keresahan??? Syukur atas nikmat Allah bisa diwujudkan dengan hal lain. What about...merawat keindahan itu , menjaganya dan menutupnya rapat2 untuk dipersembahkan kepada suami tercinta kelak??? :-D *dreaming on, babe...*
Ohya, jadi inget kiriman temen seputar masalah tubuh ini... Check this out
Tubuhku Adalah Milikku Refleksi Oleh : Redaksi 11 May 2006 - 5:30 pm
Wardiman Sujatmoko
Ada sebagian wanita yang berpendirian, karena tubuhnya adalah miliknya maka ia bebas memperlakukan tubuhnya itu, bebas menampilkan tubuhnya melalui dandanan yang sesuai dengan keinginannya di depan publik.
Kisah nyata berikut ini terjadi di sebuah apotek di bilangan Jakarta Barat. Seorang wanita muda masuk ke dalam apotek dan langsung menuju petugas penerima resep. Ia berpenampilan seksi, dengan rok pendek dan kaus ketat membalut sebagian tubuhnya sehingga masih nampak bagian perut (pusar).
Setelah menyerahkan resep dokter, ia mengambil tempat duduk persis di sebelah laki-laki muda yang sejak awal mengikuti kedatangan wanita muda ini dengan tatapan matanya.
Dengan suara perlahan namun dapat didengar orang di sekitarnya, lelaki muda itu membuka percakapan, “mbak tarifnya berapa?” Si perempuan muda nampak terkejut. Ia menatap dengan marah kepada lelaki tadi. Kemudian dengan nada ketus menjawab, “saya bukan pelacur, bukan wanita murahan...”!!
Si lelaki muda tak kurang marahnya. “Siapa yang bilang mbak pelacur atau wanita murahan. Saya cuma menanyakan tarif, karena cara mbak berdandan seperti sedang menjajakan sesuatu.”
Terjadi ‘perang mulut’ yang membuat pengunjung apotek ikut menyaksikan. Dengan nada tinggi si wanita muda berkata ketus, “tubuh saya milik saya, saya bebas mau ngapain aja dengan tubuh ini, dasar pikiranmu saja yang kotor…”
Si lelaki muda tak mau kalah. “Saya bebas menggunakan mata saya. Saya juga bebas menggunakan mulut saya termasuk untuk menanyakan berapa tarif kamu. Saya juga bebas menggunakan pikiran saya...”
Si wanita muda tak kehabisan argumen. “Saya bisa melaporkan kamu ke polisi dengan tuduhan telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan.”
“Silakan,” kata si lelaki.“Saya juga bisa menuntut kamu dengan tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan, antara lain karena kamu telah mengganggu ketenangan ‘adik’ saya. Kamu ke apotek mau menebus obat atau mau membangunkan ‘adik’ saya?”
Mungkin karena malu, si wanita muda itu sekonyong-konyong meninggalkan apotek, padahal urusannya sama sekali belum selesai. Sedangkan si lelaki, setelah selesai dengan urusannya ia pergi ngeloyor dengan wajah bersungut-sungut.
Wardiman Sujatmoko Jl. Melati V no. 63, Kapuk Cengkareng, Jakarta Barat 11720
Sumber: Harian BERITA KOTA, edisi Rabu, 10 Mei 2006, Kapling Rakyat, hal. 10.
Ah.. lot words may be created against those who 'stupid-won't-think-for-their-good' The point is... SAVE YOUNG GENERATION FOR OUR BRIGHTER FUTURE. Alah ....
Ameeleo Talks
5:52 PM
PERSONAL
SUKA TRAVEL
SUKA SHARE
BETE NUNGGU
LOOKING FOR ......
STUFF
a.m.e.e.l.e.o
Rahmi Utari Hasyim
e-mail. ameeleo17@yahoo.com
YM ID. ameeleo17